BENARKAH QUNUT SHUBUH BID'AH ?

بسم الله الرحمن الرحيم 
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على رسول الله صل الله عليه وسلم وعلى آله وصحبه ومن تبعه بإحسان إلى يوم الدين 
أما بعد

Ketika kita melaksanakan sholat shubuh pada kebanyakan masjid kaum muslimun  di negeri kita indonesia selalu kita jumpai qunut merupakan kewajiban sholat shubuh yang di kategorikan sunnah ab'adh pada istilah mereka yang di wajibkan sujud sahwi bagi yang lupa melakukannya, dan lebih dari itu juga sebagai do'a, sehingga mereka memandang betapa kelirunya orang-orang yang mengingkari syariat qunut shubuh secara terus menerus. 
Seorang muslim tentu merasakan beratnya pertikaian yang terjadi sesama mereka yang acapkali selalu berakhir tanpa terkendali hingga persaudaraan pun tak kunjung di pertahankan, di samping itu jalan tengah pemersatu Al Quran dan Sunnah Rosulullôh shollallôhu alaihi wa sallam yang shohih pun di abaikan,  yang membuat kita berpikir di manakah kedamaian itu??  Tidak lain tentu jawabannya sebagai ketetapan yang tidak akan terganti bahwa kedamaian dan persatuan itu hanya bersama Al Quran dan Sunnah Rosulullôh shollallôhu alaihi wa sallam yang shohih. 
Perseteruan qunut shubuh antara sunnah dan bid'ah adalah salah satu pembahasan kita kali ini, dengan berharap wajah Alloh ta'ala kemudian berharap untuk kebaikan islam dan muslimun dan keagungan sholat itu, mari kita membahas permasalahan tersebut dalam bentuk tanya jawab, semoga bermanfaat.

Pertanyaan 1 : Apa itu  Qunut ? 

Jawab : Qunut berasal dari kata "قنت-يقنت-قنتا-قنوتا-قانت" yang begitu banyak artinya. Disebutkan oleh Ibnul Mandzur di dalam Lisan al 'Arob (5/3747) arti qunut : "menahan bicara, do' a di dalam sholat, khusyu',  ibadah, keta'atan, sholat malam, lama berdiri ketika sholat, ahli ibadah, ahli dzikir. Dan yang masyhur secara bahasa adalah do'a.".
Dan maksud qunut shubuh di sini sebagai pembahasan kita adalah do'a yang di baca setelah ruku' yang bertepatan setelah do'a i'tidal pada roka'at kedua di waktu pelaksanaan sholat shubuh.

Pertanyaan 2 : Kapan di syari'at kan qunut pertama kali di dalam sholat? 

Jawab : Qunut telah di syari'atkan oleh Rosulullôh shollallôhu alayhi wasallam pertama kali tatkala terbunuhnya 70 orang utusan beliau yang di sebut al Qurro oleh Bani Sulaim suku ri'l dan Dzakwan di kawasan Bi'r Maunah.  Yang mereka berawal hanya ingin melintas kawasan tersebut saja untuk tujuan hajat Rosulullôh shollallôhu 'alayhi wasallam kemudian mereka akhirnya di bunuh oleh kaum se tempat, lalu Rosulullôh shollallôhu' alayhi wasallam mendo'akan keburukan untuk mereka selama satu bulan, lalu meninggalkannya, sebagaimana yang telah di riwayatkan oleh Al Imam Al Bukhory di dalam shohihnya dari Anas bin Malik rodhiyallohu 'anhu kemudian berkata, "Karena sebab itulah di syari'atkan pertama kali melakukan qunut."
Ibnu al Qoyyim rohimahulloh berkata di dalam Zaadul Ma'ad (1/245), "Qunut yang di lakukan oleh Rosulullôh shollallôhu alayhi wasallam ini adalah Qunut Nazilah yang beliau batasi selama satu bulan saja, sebagaimana juga qunut yang beliau lakukan pada sholat 'isya selama satu bulan dengan do'a kebaikan dan keburukan, sebagaimana yang di riwayatkan Abu Huroiroh rodhiyallohu anhu dari Rosulullôh shollallôhu alayhi wasallam bahwa beliau telah berdo'a qunut,
اللهم أنج الوليد بن الوليد، اللهم أنج سلمة بن هشام، اللهم أنج عياش بن أبي ربيعة، اللهم أنج المستضعفين من المؤمنين، اللهم أشدد و طأتك على مضر، اللهم أجعلها عليهم سنين كسنين يوسف
( رواه البخاري ومسلم)
"Ya Alloh, selamatkanlah Al Walid bin Al Walid, Ya Alloh, selamatkanlah Salamah bin Hisyam, Ya Alloh, selamatkanlah 'Ayyasy bin Robi'ah, Ya Alloh, selamatkanlah orang-orang lemah dari kalangan yang beriman, Ya Alloh, timpakanlah adzabMu pada Mudhor, Ya Alloh, jadikanlah tahun kesengsaraan mereka bagaikan tahun Yusuf." (HR. Al Bukhory dan Muslim) 
 
Asy Syaikh Muhammad bin Sholih al Utsaimin rohimahulloh di dalam Fathu Dzi Jalal wal Ikrom (2/131) ia berkata, "Qunut Nazilah adalah do'a qunut yang dilakukan untuk mendo'akan kebaikan muslimun yang berhadapan musuh atau keburukan kaum penindas. Dan bukan untuk bencana alam banjir, gempa dan sebagainya karena peristiwa itu telah terjadi di zaman Rosulullôh shollallôhu alayhi wasallam dan beliau tidak berqunut. "

Pertanyaan 3 : Kapan saja Rosulullôh shollallôhu alayhi wasallam pernah di riwayatkan melakukan qunut ? 

Jawab : Ada dua keadaan di riwayatkan Rosulullôh shollallôhu alayhi wasallam pernah berqunut :
Pertama :  QUNUT NAZILAH, yang dilakukan pada sholat lima waktu kemudian meninggalkannya.  Sebagaimana hadits-hadits berikut,
 عن أنس بن مالك رضي الله عنه قنت رسول الله صلى الله عليه وسلم شهرا يدعو على حي من أحياء العرب، ثم تركه
(رواه البخاري ومسلم)
"Dari Anas bin Malik rodhiyallohu anhu, Rosulullôh shollallôhu alayhi wasallam pernah berqunut selama satu bulan mendo'akan keburukan salah satu desa-desa Arab kemudian meninggalkannya. " (HR. Al Bukhory dan Muslim) 
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال والله لأقربنّ بكم صلاة رسول الله صلى الله عليه وسلم، فكان أبو هريرة رضي الله عنه يقول في الظّهر و العشاء الآخرة، و صلاة الصّبح، ويدعو للمؤمنين، ويلعن الكفّار
"Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu anhu ia berkata, 'Demi Alloh, aku akan menyesuaikan kalian dengan sholat Rosulullôh shollallôhu alayhi wasallam, maka beliau berqunut pada sholat dzuhur, sholat isya di akhir waktu, dan sholat shubuh mendo'akan kebaikan untuk orang yang beriman serta melaknat orang-orang kafir." (HR. Muslim) 
عن البراء بن عازب رضي الله عنه  أن رسول الله صلى الله عليه وسلم  كان يقنت في الصّبح و المغرب
"Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu anhu bahwasanya Rosulullôh shollallôhu alayhi wasallam  pernah melakukan qunut pada sholat shubuh dan sholat maghrib." (HR. Al Bukhory dan Muslim) 
عن ابن عباس رضي الله عنه  قنت رسول الله صلى الله عليه وسلم شهراً متتابعا في الظهر و العصر و المغرب  و العشاء و الصبح في دبر كل الصلاة إذا قال سمع الله لمن حمده من الركعة الأخيرة يدعو على حي من بني سليم على رعل و ذكوان و عصية و يؤمن  من خلفه
رواه أبو داود و أحمد  بسند حسن )
"Dari Ibnu 'Abbas rodhiyallohu anhu: Rosulullôh shollallôhu alayhi wasallam pernah berqunut berturut-turut selama satu bulan pada sholat dzuhur, ashar, maghrib, isya, shubuh, di penghujung sholatnya tatkala ia mengucapkan سمع الله لمن حمده  pada roka'at terakhir mendo'akan keburukan untuk desa Bani Sulaim, suku Ri'l, dan Dzakwan, dan 'Ushoyyah, serta di amini para makmum yang ada di belakangnya. " (HR. Abu Daud dan Ahmad dengan sanad yang Hasan) 

Asy Syaikh Muhammad bin Sholih al Utsaimin rohimahulloh berkata di dalam Fathu Dzi Jalal wal Ikrom (2/131)," Adapun orang-orang yang mengkhususkan qunut pada sholat maghrib dan shubuh, hal itu di karenakan sholat maghrib mengawali sholat-sholat malam berikutnya, sebagaimana sholat shubuh mengawali sholat-sholat siang berikutnya. Dan selama sunnah menyebutkan qunut tersebut telah di laksanakan pada seluruh sholat lima waktu maka tidak boleh di pertentangkan dengan penyebutan sebagainya."

Kedua :  QUNUT WITIR, yang di lakukan pada akhir sholat malam. Telah diriwayatkan bahwa Rosulullôh shollallôhu alayhi wasallam telah mengajarkan qunut pada sholat witir, sebagaimana riwayat berikut,
عن حسن بن علي بن أبي طالب رضي الله عنهما قال علمني رسول الله صلى الله عليه وسلم كلمات أقولهن في قنوت الوتر "اللهم اهدني فيمن هديت، وعافني فيمن عافيت، وتولني فيمن توليت، وبارك لي فيما أعطيت وقني شر ما قضيت فإنك تقضي و لا يقضى عليك، إنه لا يذل من واليت، تبركت ربنا و تعاليت"  و في رواية  "و لا يذل من واليت، و لا يعز من عاديت"
أرواه أحمد و أصحاب السنن و البيهقي)
"Dari Hasan bin Ali bin Abi Tholib rodhiyallohu anhuma berkata : Rosulullôh shollallôhu alayhi wasallam  telah mengajarkanku do'a yang di baca saat aku berada pada qunut witirku : 'Ya Alloh, tunjukilah aku kedalam golongan orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk, dan selamatkanlah aku kedalam golongan orang-orang yang telah Engkau beri perlindungan, dan berkahilah segala apa yang telah Engkau berikan kepadaku, dan jagalah diriku dari segala keburukan yang telah Engkau taqdirkan. Sesungguhnya hanya Engkaulah yang menaqdirkan, dan tidak ada yang menaqdirkanMu. Sesungguhnya tiada kehinaan bagi mereka yang berlindung padaMu, Maha Suci Engkau wahai Robb kami dan Maha Tinggi. " Dalam sebuah riwayat : 'Tiada kehinaan bagi mereka yang berlindung padaMu, dan tiada kemuliaan bagi mereka yang memusuhiMu." (HR. Ahmad, Ashhabus Sunan dan Al Baihaqi, dan di shohih kan al Imam Al Wadi' i) 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, "Tidak di syari'atkan qunut apapun melainkan qunut witir atau qunut nazilah pada sholat lima waktu yang di syari'atkan tatkala muslimun di timpa bencana dari musuh-musuhnya. Dan penyebutan khusus qunut pada maghrib dan isya pada hadits menunjukkan kepada waktu yang sangat di kuatkan. "

Pertanyaan 4 : Mengapa qunut shubuh secara rutin tidak di kategorikan merupakan qunut yang di lakukan oleh Rosulullôh shollallôhu alayhi wasallam, sementara ada hadits yang menunjukkannya :
عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال ما زال رسول الله صلى الله عليه وسلم يقنت في الفجر حتى فارق الدنيا 
(رواه أحمد و الترمذي و البيهقي) 
"Dari Anas bin Malik rodhiyallohu anhu berkata, Rosulullôh shollallôhu alayhi wasallam senantiasa berqunut pada sholat shubuh hingga beliau wafat. " (HR. Ahmad, At Tirmidzy, dan Al Baihaqy) ? 

Jawab : Karena syari'at qunut shubuh rutin secara terus menerus itu memiliki berbagai kelemahan sebagaimana perincian berikut :

Kelemahan pertama : Hadits yang di pertanyaankan tersebut telah di riwayatkan Ahmad, Abu Daud, At Tirmidzy, Al Baihaqy,  Ad Daruquthy, Abdurrozzaq, Ibnu Abi Syaibah, dari jalan Abu Ja'far Isa bin Mahan Ar Rozy dari Ar Robi' bin Anas dari Anas bin Malik adalah hadits dho'if karena di dalam sanadnya terdapat Abu Ja'far Isa bin Mahan Ar Rozy, para ulama hadits menyatakannya sebagai berikut :
    *Al Imam Ahmad dan An Nasa'i dan Al 'Ijly berkata : Abu Ja'far Isa bin Mahan Ar Rozy adalah seorang yang tidak kuat periwayatannya.
    *Ibnu Hibban berkata : Abu Ja'far Isa bin Mahan ar Rozy seorang perowi hadits munkar.
    *Ibnu Madini berkata : Abu Ja'far ar Rozy seorang mukhtalith (bercampur hafalannya).
    *Yahya bin Ma'in berkata : Haditsnya di tulis tapi banyak salahnya
    *Abu Zur'ah berkata : Abu Ja'far Isa bin Mahan ar Rozy terlalu banyak kekeliruan periwayatannya.
     *Al Fallas berkata :Abu Ja'far Isa bin Mahan ar Rozy adalah seorang yang jelek hafalannya. "
     *Adz Dzahaby berkata di dalam Mizanul I'tidal (5/386) : Ia telah meriwayatkan hadits munkar tentang isro dan mi'roj. Dan berkata di dalam Siyar (7/43) : Ia bersendirian pula dalam hadits qunut."
     *Al Hafidzh Ibnu Hajar berkata di dalam Tahdzibut Tahdzib (4/504) : Aku tak tertarik dengan periwayatannya kecuali bersesuaian dengan orang-orang terpercaya.

Kelemahan kedua : Hadits-hadits Anas Mudhtorib. Perhatikanlah hadits-hadits di bawah ini yang tidak mungkin di jadikan hujjah, karena saling bertentangan :

  • Dari Anas bin Malik rodhiyallohu anhu, ia berkata, "Rosulullôh shollallôhu alayhi wasallam pernah berqunut selama satu bulan mendo'akan keburukan atas pembunuh sahabatnya di Bi'r Maunah kemudian meninggalkannya. Dan adapun sholat shubuh beliau senantiasa berqunut hingga wafat." (HR. Ada Daruquthny, Abdurrozzaq, Abu Nu'aim,  Ahmad, Al Baihaqy, dan Al Hakim menshohihkannya dari jalan Abu Ja'far Isa bin Mahan Ar Rozy). Asy Syaukany berkata di dalam Nailul Author (2/416) : "Abu Ja'far Isa bin Mahan Ar Rozy seorang yang dho'if, dan sebagian ulama ada yang menguatkan." 
  • Dari 'Ashim bin Sulaiman : Kami pernah bertanya pada Anas bin Malik rodhiyallohu anhu bahwasanya ada orang-orang yang meyakini Rosulullôh shollallôhu alayhi wasallam senantiasa berqunut pada sholat shubuh, maka ia mengatakan, "Mereka telah berdusta, sesungguhnya Rosulullôh shollallôhu alayhi wasallam hanya berqunut selama satu bulan mendo'akan keburukan salah satu dari desa-desa musyrikun."  (HR. Al Khothib dari jalan Qois bin Ar Robi' dari 'Ashim bin Sulaiman). Asy Syaukany berkata di dalam Nailul Author (2/416), "Qois bin Ar Robi' seorang yang dho'if namun ia tidak tertuduh berdusta.". 
  • Dari Anas bin Malik rodhiyallohu anhu ia berkata, "Bahwasanya Rosulullôh shollallôhu alayhi wasallam tidak berqunut melainkan apabila mendo'akan kebaikan kaum atau keburukan kaum."  (HR. Ibnu Khuzaimah di dalam shohihnya). 
Asy Syaukany berkata di dalam Nailul Author (2/416), "Hadits-hadits Anas di sini Mudhtorib, tidak boleh di jadikan hujjah. Apabila perkara ini sudah jelas bagimu maka pendapat yang kuat adalah qunut yang di lakukan Rosulullôh shollallôhu alayhi wasallam adalah Qunut Nazilah."

Kelemahan ketiga : Telah di sebut sebagai bid'ah oleh sahabat Thoriq bin Asyyam rodhiyallohu anhu, sebagaimana atsar beliau :
عن أبي مالك سعد بن طارق الأشجعي رضي الله عنه قال قلت لأبي يا أبت إنك قد صليت خلف رسول الله صلى الله عليه وسلم و أبي بكر و عمر و عثمان  و على أكانوا يقنتون في الفجر؟  قال  يا بني محدث. و في رواية يا بني بدعة.  رواه أحمد والترمذي و ابن ماجه و النسائية و صححه الألباني)
Dari Abu Malik Sa'd bin Thoriq al Asyja'iy rodhiyallohu anhu ia berkata, "Aku pernah bertanya kepada bapakku : Wahai Bapakku, sesungguhnya engkau telah melaksanakan sholat bersama Rosulullôh shollallôhu alayhi wasallam, Abu Bakr, Umar, Utsman, dan Ali rodhiyallohu anhum, apakah mereka berqunut pada sholat shubuh?, ia menjawab : Wahai Anakku, itu adalah perkara baru. Dalam riwayat lain : Wahai Anakku, itu adalah Bid'ah." (HR. Ahmad, Al Tirmidzy, Ibnu Majah, dan An Nasa'i, di shohihkan oleh Asy Syaikh Al Albany rohimahulloh) 

Kelemahan keempat : Tidak ada riwayat yang shohih yang menunjukkan do'a khusus yang di baca pada qunut shubuh yang di lakukan secara terus menerus tersebut melainkan berasal dari penqiyasan do'a qunut witir atau sebuah hadits dho'if yang di riwayatkan Al Baihaqy yang di dalamnya terdapat Abdul Majid dan Abdirrohman bin Hurmuz (seorang yang majhul, dan ia bukan Al A'roj).

Pertanyaan 5 : Apakah terdapat perselisihan ulama dalam syari'at qunut shubuh yang di lakukan secara terus menerus? 

Jawab : Ya, perselisihan ulama dalam perkara tersebut dapat kita rincikan di sini menjadi dua golongan. Mari kita perhatikan alasan masing-masing golongan :

Golongan pertama : Di syari'atkan melakukan qunut shubuh secara terus menerus, sebagaimana pendapat Asy Syafi'iyyah dan Al Malikiyyah dan lainnya. Dalil-dalilnya :
Pertama :
عن أنس بن مالك رضي الله عنه  أن النبي صلى الله عليه وسلم قنت شهراً  يدعو على قاتلي أصحاب بئر معونة، ثم ترك،  فإما الصبح فلم يزال يقنع حتى فارق الدنيا
(رواه أحمد و الحاكم و صححه و البيهقي)
"Dari Anas bin Malik rodhiyallohu anhu bahwasanya Nabi Shollallôhu alayhi wasallam pernah berqunut selama satu bulan mendo'akan keburukan untuk para pembunuh sahabat-sahabatnya di Bi'r Maunah kemudian meninggalkannya, tetapi pada sholat shubuh beliau senantiasa berqunut hingga beliau wafat." (HR. Ahmad, Al Baihaqy, dan Al Hakim menshohihkannya). 
Kedua : 
عن أنس بن مالك رضي الله عنه أنه سئل هل قنت رسول الله صلى الله عليه وسلم في صلاة الصبح؟ قال نعم، فقيل له قبل الركوع أو بعده؟  قال بعد الركوع يسيرا
(رواه البخاري ومسلم)
Dari Anas bin Malik rodhiyallohu anhu bahwasanya ia pernah di tanya apakah Rosulullôh shollallôhu alayhi wasallam telah berqunut pada sholat shubuh? Ia menjawab "Ya". Lalu ia di tanya kembali : Sebelum ruku' atau sesudah ruku'?, ia menjawab, "Sesudah ruku' sejenak." (HR. Al Bukhory dan Muslim). 
Ketiga :
 عن العوام بن حمزة سألت أبا عثمان عن القنوث في الصبح فقال بعد الركوع، قلت عمن؟  قال  عن أبي بكر و عمر و عثمان
(رواه البيهقي و حسنه الألباني)
Dari Al Awwam bin Hamzah : Aku pernah bertanya kepada Abu Utsman tentang qunut pada sholat shubuh, beliau menjawab, "Sesudah ruku'."  Aku tanya lagi : Dari siapa?, beliau menjawab : Dari Abu Bakr, Umar dan Utsman."(HR. Al Baihaqy dan di Hasan kan Al Albany رحمه الله) 

Golongan kedua : Tidak di syari'atkan melakukan qunut shubuh secara terus menerus. Dan mereka mengatakan untuk seluruh dalil-dalil yang di gunakan oleh golongan pertama dan dalil lainnya yang senada dengan pengkhususan shubuh adalah shohih tetapi hanya untuk qunut Nazilah, kecuali lafadz, فأما الصبح فلم يزال يقنت حتى فارق الدنيا yang dho'if, dan sekiranya lafadz ini shohih maka selesailah perselisihan yang ada. Dan adapun dalil-dalil golongan kedua selain kelemahan hadits di atas adalah :
Pertama :
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان لايقنت في صلاة الفجر إلا إذا دعا لقوم أو دعا على قوم
رواه ابن خزيمة، و قال الألباني في صحيحة ٦٣٩ هذا إسناد جيد
Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu anhu, ia berkata : Bahwasanya Rosulullôh shollallôhu alayhi wasallam tidak berqunut pada sholat shubuh kecuali apabila mendo'akan kebaikan kaum atau keburukan kaum. (HR. Ibnu Khuzaimah, dan Al Albany berkata di dalam Ash Shohihah no 639 : sanad ini baik.)
Kedua : 
 أبي مالك سعد بن طارق الأشجعي رضي الله عنه قال قلت لأبي يا أبت إنك قد صليت خلف رسول الله صلى الله عليه وسلم و أبي بكر و عمر و عثمان  و على أكانوا يقنتون في الفجر؟  قال  يا بني محدث. و في رواية يا بني بدعة.  رواه أحمد والترمذي و ابن ماجه و النسائية و صححه الألباني)
Dari Abu Malik Sa'd bin Thoriq al Asyja'iy rodhiyallohu anhu ia berkata, "Aku pernah bertanya kepada bapakku : Wahai Bapakku, sesungguhnya engkau telah melaksanakan sholat bersama Rosulullôh shollallôhu alayhi wasallam, Abu Bakr, Umar, Utsman, dan Ali rodhiyallohu anhum, apakah mereka berqunut pada sholat shubuh?, ia menjawab : Wahai Anakku, itu adalah perkara baru. Dalam riwayat lain : Wahai Anakku, itu tu adalah Bid'ah." (HR. Ahmad, Al Tirmidzy, Ibnu Majah, dan An Nasa'i, di shohihkan oleh Asy Syaikh Al Albany rohimahulloh) 
Ketiga :
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قنت بعد الركوع في  الصلاته شهراً يدعو لفلان فلان ثم ترك الدعاء لهم
(رواه البخاري ومسلم)
Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu anhu, bahwasanya Rosulullôh shollallôhu alayhi wasallam pernah berqunut setelah ruku' di dalam sholatnya selama satu bulan mendo'akan kebaikan si fulan dan fulan kemudian meninggalkannya. (HR. Al Bukhory dan Muslim) 

Pendapat kedua inilah yang kuat, sebagaimana pendapat Thoriq bin Asyyam, Abu Hanifah, Ibnu Taimiyyah, Asy Syaukany, Al Albany, dan lainnya.

Pertanyaan 6 : Bagaimana seorang muslim menyikapi khilaf (perselisihan)  ulama ?


 Jawab : Sikap orang muslim terhadap perselisihan ulama antar madzhab atau sesama mereka adalah kembali kepada bimbingan Alloh dan RosulNya, melalui Al Quran dan Sunnah Rosulullôh shollallôhu alayhi wasallam, dengan keduanyalah kita berpedoman jika kita memang tergolong orang beriman kepada Alloh dan hari kiamat. Sikap ini telah di perintahkan bagi orang-orang yang berselisih, sebagaimana Alloh ta'ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Alloh taatilah Rosul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikan lah ia kepada Alloh (Al Quran) dan Rosul (sunnahnya) yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An Nisaa : 59) 

 وَمَا اخْتَلَفْتُمْ فِيهِ مِن شَيْءٍ فَحُكْمُهُ إِلَى اللَّهِ ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبِّي عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
"Dan sesuatu apapun yang kamu berselisih, maka keputusannya kepada Alloh. Itulah Alloh Robbku, kepadaNyalah aku bertawakkal dan kepadaNyalah aku kembali. "

Dan janganlah sekali-kali kita meremehkan permasalahan khilaf sehingga masing-masing kita merasa cukup dengan madzhabnya dan mengabaikan sikap yang paling utama dan yang paling di perintahkan oleh Alloh yaitu berpegang teguh dengan tali Alloh (Al Quran dan Sunnah Rosulullôh). Marilah kita lakukan penelitian dalil-dalil hukum untuk mencari kebenaran dan persatuan menggapai rahmat Alloh ta'ala yang berfirman,

وَلَوْ شَاء رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلاَ يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ
إِلاَّ مَن رَّحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لأَمْلأنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
"Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu,tetapi mereka sentiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang di beri rahmat oleh Robbmu, dan  untuk itulah Allôh menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusanNya) telah di tetapkan : Sesungguhnya aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya." (QS. Hud : 118-119)

Dengan sikap demikian Alloh ta'ala mudahkan bagi kita jalan keluar dari segala perselisihan yang terjadi antar madzhab manusia menuju persatuan di atas Al Quran dan Sunnah Rosulullôh shollallôhu alayhi wasallam.

Pertanyaan 7 : Bagaimana dengan hadits اختلاف أمتي رحمة (Perselisihan umatku rahmat), yang merupakan pedoman untuk bertoleransi dalam masalah khilaf ? 

Jawab : Hadits tersebut Bathil, tidak ada asalnya sama sekali, dan para ulama membatilkannya, di antara mereka seperti :
-Al Allamah Ibnu Hazm berkata di dalam Al Ihkam (5/61 dan 64) : "Hadits ini bathil dan merupakan kedutaan, ini ucapan yang paling merusak, sebab bila perselisihan merupakan rahmat tentu persatuan adalah kemurkaan."
-Asy Syaikh Zakaria Al Anshory berkata di dalam ta'liq nya terhadap tafsir Al Baihaqy (2/92), "Hadits ini telah di ingkari para ulama." 
-As Subky berkata, "Hadits ini tidak di kenal oleh Muhadditsin, dan aku tidak mendapatkan sandarannya secara shohih atau dho'if atau palsu."
-Al Allamah Al Albany berkata di dalam Adh Dho'ifah (1/141)," Di antara dampak buruk kebathilan hadits tersebut adalah berkembangnya pembenaran madzhab empat sebagai syari'at dan di tinggalkan pedoman beragama dari Al Quran dan Sunnah, bahkan menganggap madzhab-madzhab ini harus di biarkan berdiri masing-masing dengan ajarannya sehingga saling di kuatkan pengikut-pengikutnya, sehingga selalu meruncing perselisihan yang tak kunjung tiba persatuan muslimun selama lamanya. Demikianlah sikap menjadikan tandingan syari'at Alloh yang membinasakan manusia, Alloh ta'ala telah mengingatkan di dalam Al Quran : 

وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ اللّهِ لَوَجَدُواْ فِيهِ اخْتِلاَفًا كَثِيرًا
"Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Alloh, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya." (QS. An Nisaa : 82) 

أَمْ لَهُمْ شُرَكَاء شَرَعُوا لَهُم مِّنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَن بِهِ اللَّهُ وَلَوْلَا كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ 
"Apakah mereka mempunyai sesembahan-sesembahan selain Allôh yang mensyari'atkan untuk mereka agama yang tidak di izinkan Allôh? Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allôh) tentulah mereka telah di binasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang dzolim itu akan memperoleh adzab yang amat pedih." (QS. Asy Syuro : 21)

Pertanyaan 8 : Siapakah di antara ulama yang membid'ahkan qunut shubuh secara terus menerus setelah sahabat Thoriq bin Asyyam rodhiyallohu anhu ? 

Jawab : Di antara mereka adalah :
Asy Syaikh Muhammad bin Sholih al Utsaimin rohimahulloh yang telah berkata di dalam Fathu Dzil Jalal wal Ikrom (2/132), "Bahwasanya qunut shubuh secara terus menerus adalah bid'ah, ini di sebabkan karena Rosulullôh shollallôhu alayhi wasallam pada asalnya tidak melakukan qunut apapun kecuali ada sebabnya, sedangkan qunut shubuh itu telah di lakukan tanpa sebab, ini menunjukkan perkara baru yang di adakan di dalam agama."

Demikianlah pembahasan singkat ini penulis paparkan guna mengenal kebenaran berkaitan dengan rutinitas amalan qunut shubuh yang jauh dari petunjuk Rosulullôh shollallôhu alayhi wasallam dan juga amalan bid'ah di dalam pelaksanaan sholat shubuh itu sendiri.

و صلى الله على محمد النبي الأمي، و على آله و صحبه و سلم 

Penulis :
Al Ustadz Abu Abdillah Khoirul Abdi
-Semoga Alloh mengampuni dosa-dosanya-


19 Rojab 1438 H-13 April 2017 M 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

11/13 ROKA'AT TAROWIH YANG SESUAI PETUNJUK NABI

SEKILAS INFORMASI PONDOK PESANTREN MARKIZ 'ILMI AS SALAFIYYAH, DARUL HADITS BUKIT RATA

HARUSKAH I'ADAH DZUHUR BAGI JUM'ATAN KURANG DARI 40 ORANG ?